Kemungkinan sebuah merek terbeli adalah ketika minimal salah satu dari beberapa alternatif ini ada :
- Merek dikenal oleh pembeli
- Merek dikenal oleh penjual
- Merek tersedia di pasar dan memungkinkan pembeli memilih
- Hanya ada satu merek dalam kategori produk/ jasa
Merek yang terbeli karena alternatif ke-4 biasanya adalah merek monopoli, dan jumlahnya sedikit. Diantara alternatif ke 1 sampai alternatif ke 3, kemungkinan terbesar sebuah merek terbeli adalah karena dikenal pembeli (alternative 1), sehingga pembeli dapat menyebutkan kepada penjual tentang kebutuhan pembeliannya.
Oleh karenanya, sebuah merek penting untuk dapat dikenal. Dan pemasaran, sebuah perusahaan perlu mengukur seberapa baik merek nya dikenal, sehingga dapat menetapkan bagaimana strategi komunikasi merek yang efektif untuk menunjang pemasarannya.
Survei brand awareness utamanya akan menghasilkan informasi tentang :
- Tingkat pengetahuan (keterkenalan) konsumen terhadap suatu merek (Top of mind, Brand Recall, Brand Recognition, Unaware brand)
- Brand positioning, yaitu posisi sebuah merek dibandingkan dengan kompetitornya
- Brand association, yaitu asosiasi terhadap merek sehingga dikenal oleh konsumen
- Brand attitude dari sebuah merek
- Sumber informasi sebuah merek
Informasi yang diperoleh dari survei brand awareness selanjutnya akan menjadi dasar strategi untuk meningkatkan keterkenalan sebuah merek, meliputi :
- Strategi komunikasi merek (promosi, publikasi, iklan, dan sebagainya)
- Strategi meningkatkan citra / “brand image” sebuah merek
- Strategi untuk memenangkan kompetisi pasar
Survei brand awareness, dilakukan secara periodik ( 1 – 2 tahun sekali) dengan mengambil sejumlah sampel responden yang dapat mewakili pendapat target market sebuah merek. Survei brand awareness sebaiknya dilakukan melalui : Wawancara langsung (tatap muka) sesuai kuesioner.